Notification

×

Indeks Berita

Talkshow Jumat Sehat Radio Gema Bungo

Jumat, 11 Maret 2022 | 12:19 WIB Last Updated 2022-03-12T11:01:17Z

 


LPPL Radio Gema BungoFM, Muara Bungo (11/03) Mitra Muda-Betepatan dengan pekan Glaukoma sedunia yang diperingati setiap minggu kedua di bulan maret. Tahun ini diperingati pada 6 sampai 12 maret 2022. 


Pekan Glaukoma selalu digunakan sebagai kesempatan untuk kampanye deteksi dini mengenai penyakit mata yang dikenal dengan istilah Glaukoma. Radio gema bungo sebagai lembaga peyiaran publik lokal bekerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten bungo  dalam program jumat sehat berkesempatan berdialog langsung dengan dokter spesialis mata dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hanafie Muaro Bungo dr. Riko Kurniawan, Spm mengenai penyakit mata Glaukoma. 


Disampaikan dr. Rico kurniawan bahwa deteksi dini Glaukoma penting untuk dikampanyekan kepada masyarakat. Karena, Glaukoma merupakan  penyakit nomor 2 tertinggi di dunia penyebab  kebutaan.  Dengan jumlah kasus yang terus meningkat dari tahun 2015 hingga tahun 2020. Di tahun 2020 bahkan jumlah pasien Glaukoma mencapai 76 juta pasien. Lebih lanjut dr. Rico kurniawan menjelaskan bahwa Penyakit glaukoma berbeda dengan katarak. Glaukoma dapat menyebabkan kebuataan secara permanen atau juga dikenal dengan istilah pencuri penglihatan. Dengan gejala mata buram secara perlahan dan berujung pada kehilangan penglihatan total. 


Glaukoma terjadi akibat tekanan pada bola mata yang melebihi Tekanan bola mata normal. Tekanan bola mata tinggi bisa disebabkan oleh gangguan aliran keluar cairan bola mata. Tekanan normal pada bola mata berada pada kisaran 10 hingga 21 mmHG. Jika angkanya di atas 21 mmHG, maka tekanan di organ penglihatan ini otomatis tinggi. Tekanan tinggi di atas didapat saat dilakukan pengukuran pada salah satu atau kedua bola mata.


 Pengukuran dilakukan pada dua kali atau lebih pemeriksaan oleh dokter. Menurut dokter Riko Kurniawan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai tentang gejala penyakit galukoma diantaranya, sering sakit kepala berulang seperti migrain atau vertigo lalu jika terdapat kondisi mata merah dan terasa seperti mau pecah. Gejala yang timbul pada pasien penderita glaukoma di tandai dengan terpotongnya luas penglihatan, sehingga mata seolah melihat dari sebuah terowongan atau lubang kunci, penglihatan kabur ketika melihat cahaya yang terlihat seperti pelangi.


Beberapa faktor resiko lain yang juga perlu diperhatikan bagi  yang berusia diatas 40 tahun keatas dengan riwayat keluarga yang pernah menderita glaukoma, pasien dengan gangguan mata minus tinggi, memiliki riwayat cedera bola mata, pengguna obat tetes mata dalam jangka waktu lama rentan terkena glaukoma. Artinya perlu lebih waspada dengan melakukan pemeriksaan jika memiliki gejala yang disebutkan di awal. Dokter Riko berpesan, jika mengalami kondisi mata yang kurang nyaman semisal ada benda asing yang masuk ke mata usahakan melakukan langkah pertolongan pertama dengan menguyur area mata dengan air bersih. 


Penyakit Glaukoma tidak dapat diobati namun dapat dicegah. Glaukoma umumnya  akan menyerang bagian terlemah dari syaraf bola mata. Jika syaraf  bola mata telah cedera maka tidak akan dapat pulih seperti sedia kala. Oleh sebab itu deteksi dini akan sangat membantu dalam proses pencegahan glaukoma. Di akhir dialog nya dokter riko kurniawan menghimbau kepada masyarakat guna mencegah penyakit glaukoma masyarakat dapat melakukan pemeriksaan mata secara rutin di RSUD Hanafi bungo atau di klinik mata terdekat. 


(eka anggeraini melaporkan)


 

×
Berita Terbaru Update
close
Streaming Persada